Bahaya Was-Was
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Bahaya Was-Was adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin , 23 Rajab 1445 H / 04 Februari 2024 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Bahaya Was-Was
Juga dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
لَنْ يَبْرَحَ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يَقُولُوا هَذَا اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ.
“Manusia akan terus bertanya-tanya sampai mereka mengatakan: ‘Ini adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu, lalu siapa yang menciptakan Allah?`” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا وكذا حتى يقول له من خلق ربك، فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته.
“Setan akan datang kepada salah seorang di antara kalian dan bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini dan itu?’ Sampai setan membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhan?’ Maka apabila sudah sampai ke situ, hendaklah dia meminta perlindungan dari Allah dan berhenti dari bisikan tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga dalam riwayat Muslim,
لا يزالُ النَّاسُ يَتساءَلون حتى يُقال: هذا خَلَقَ اللهُ الخَلْقَ، فمَن خلَقَ اللهَ؟ فمَن وجَدَ من ذلك شيئًا، فلْيَقُلْ: آمَنتُ بالله
“Manusia akan terus bertanya-tanya sampai dikatakan, ‘Ini yang Allah ciptakan, maka siapa yang menciptakan Allah?’ Maka barangsiapa yang menemukan bisikan seperti ini, maka hendaklah dia segera mengatakan, ‘Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,’ -dan ada tambahan, ‘dan juga beriman kepada RasulNya.`” (HR. Muslim)
Juga dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau berkata, “Ada seorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapati pada dirinya sesuatu yang seandainya dia menjadi abu lebih dia cintai daripada dia ucapkan bisikan tersebut.’ Makalah Ibnu Abbas mengatakan, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.’ kemudian mengatakan:
الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ.
‘Segala puji bagi Allah yang menjadikan bisikan setan hanya sekedar bisikan-bisikan.`” (HR. Abu Dawud)
Juga dari Abu Zumail. Dia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ‘Apakah yang aku dapati pada diriku,’ Ibnu Abbas bertanya, ‘Apa itu?’ Kata Abu Zumail: ‘Demi Allah, aku tidak akan mengucapkannya.’ Ibnu Abbas bertanya: ‘Apakah ada keraguan?’ Kemudian dia yang bertanya tersebut tertawa. ‘Tidak ada seorang pun yang selamat dari keragu-raguan tersebut sampai Allah menurunkan firmanNya,
فَإِن كُنتَ فِي شَكٍّ مِّمَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكَ…
“Jika engkau ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepadamu, maka bertanyalah kepada orang-orang yang telah membaca kitab sebelummu.” (QS. Yunus[10]: 94)
Kemudian beliau berkata, “Jika engkau mendapati bisikan-bisikan seperti itu, maka katakan, ‘Dialah yang Maha Pertama, Maha Terakhir, Maha Zahir, Maha Tinggi, Maha Batin, Maha Dekat, dan Maha Mengetahui segala sesuatu.`” (HR. Abu Dawud)
Hadits-hadits yang kita bacakan tadi, ada peringatan tentang hal yang berkaitan dengan perbaikan dan mengobati hati, yaitu menjaganya dari bisikan-bisikan keragu-raguan yang terkadang menyerang hati seorang hamba dan masuk begitu saja secara tiba-tiba, sehingga membuat dia berada dalam keragu-raguan yang bisa merusak hatinya.
Maka hendaklah seorang yang ingin menjaga diri dan imannya memperhatikan hadits-hadits tadi, dan mengetahui apa cara terbaik yang harus dia lakukan agar selamat dari bisikan-bisikan godaan tersebut.
Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam telah menyebutkan obat yang manjur untuk mengusir dan menghilangkan keragu-raguan dan bisikan-bisikan yang bisa membinasakan tersebut. Ada tiga hal:
Pertama, berhenti dari mengikuti bisikan-bisikan setan dan tidak terus-menerus mengikutinya, karena Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda, “dan hendaklah dia berhenti.”
Kedua, meminta perlindungan kepada Allah, beristi’adzah dari keburukan apa yang dibisikkan oleh setan tersebut, karena setan memang ingin menyesatkan hamba dan menjauhkannya dari jalan yang lurus, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Hendaklah dia meminta perlindungan kepada Allah.”
Ketiga, dia berlindung dengan perlindungan keimanan yang benar. Barangsiapa yang berlindung dengannya, maka dia termasuk orang yang beriman dengan mengucapkan, “Aku beriman kepada Allah dan Rasul-rasulNya.”
Juga, sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu memberi petunjuk untuk mengusir bisikan-bisikan tersebut. Seorang muslim membaca,
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah yang Maha Pertama, Maha Terakhir, Maha Tinggi, dan Maha Dekat, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid[57]: 3)
Seorang muslim, jika membaca ayat ini dan menghadirkan makna dari nama-nama Allah yang indah, maka di situ dia akan merasakan keimanan dan kekuatan keyakinan yang bisa mengusir bisikan-bisikan setan. Karena kebatilan itu akan nampak keburukannya dengan beberapa hal, di antaranya kita mengetahui bahwa hal tersebut bertentangan dengan kebenaran, karena semua yang bertentangan dengan kebenaran berarti adalah suatu kebatilan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
…فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ…
“Tidak ada setelah kebenaran itu kecuali kesesatan.” (QS. Yunus[10]: 32)
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Bahaya Was-Was
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53889-bahaya-was-was/